A Recipe for Rigor Mortis : Nogizaka46 Notes

  Dyah Pitaloka      
Apa yang akan kalian kalian katakan kalau alpukat dan semangka bisa mematikan jika dosisnya salah? Well, mungkin ada yang percaya dan tidak. Bagaimana dengan air? Tapi sebelum itu, bagaimana dengan rigor mortis, ada yang tahu?


Secara singkat, rigor mortis adalah fase ketiga dari kematian. Saat otot-otot di tubuh mengeras dua jam setelah kematian. Selanjutnya, dalam 8-12 jam setelah rigor, tubuh masih akan tetap mengeras selama 18 jam. Karena itu dalam menentukan jam kematian rigor mortis termasuk metode yang umum digunakan.

Kembali ke topik utama, dimana makanan sehari-hari bisa membahayakan. Beberapa buah memiliki kandungan yang berbahaya jika dikonsumsi berlebihan, seperti apel dan stroberi, anggur dan bayam mengandung banyak kandungan pestisida di dalamnya.



Dan yang dimaksud berlebihan, adalah kondisi dimana -untungnya- kita tidak punya perut sebesar itu untuk sampai pada level membahayakan hidup, sampai pada fase rigor mortis. Sekali lagi, untungnya, kita tidak bisa melakukannya dalam sekali lahap.

Pertama, bagaimana dengan semangka? Terlalu banyak cairan di dalamnya yang bisa mengakibatkan membengkaknya sel untuk menjaga keseimbangan elektrolit. Efeknya di otak antara lain merusak sel saraf dan memutus aliran oksigen ke otak. Berapa banyak yang dibutuhkan untuk itu? 130 gelas, atau 4 buah semangka.

Mungkin kalian berpikir, siapa yang akan makan 4 semangka sekaligus. That’s right. Nobody. Tapi ini hanya sedikit contoh dari bagaimana sesuatu yang berlebihan akan membuatmu mati. Lalu ada alpukat, buah yang sudah dikenal memiliki kandungan lemak tinggi.

Mengkonsumsi alpukat dengan takaran 240 buah, kandungan potasiumnya cukup untuk mengganggu ritme detak jantung karena kandungan potasium yang tinggi. Efeknya detak jantung bisa melambat atau berhenti. Bagaimana dengan substansi yang bisa dibilang paling dasar; air? Tidak lebih baik.

Water intoxification sangat jarang terjadi. Itu karena perut manusia umumnya hanya bisa menampung 4 gelas air. Semetara untuk sampai rigor mortis, kita butuh 30 lebih gelas air sekali teguk. Only if we had a bigger stomatch, so many will die of food poisoning.



Pada dasarnya, bahkan substansi yang bisa terlihat aman-aman saja, bagus malah untuk tubuh, sebenarnya menyimpan bahaya di satu titik. Hanya saja di level berbahayanya, kita relatif tidak akan pernah sampai di titik itu karena tidak bisa, bukan karena tidak ingin.

Dan ini membawaku kembali pada bagaimana member-member baru Sakamichi, tepatnya Nogi, mulai diperkenalkan. Di titik ini, honestly, I’m a bit perplexed at the moment. It doesn’t excite me that much. Not that I’m already thinking to abandon ship.

It was just…. just like I’ve had too much of those unhealthy dose of good things, and it leads to rigor mortis. Ya, entah kenapa aku merasa kedatangan Gen 4 tidaklah semenarik saat Gen 3 datang. Tidak, tidak, bukan karena aku sendiri bosan -faktor itu ada, tapi obyektif- lebih kepada pertanyaan yang muncul setelah mengikuti Nogi satu tahun ini.

Will it works for them? Hmm, masih butuh waktu untuk menjawab, tapi yang jelas, sejauh ini, di 2018 Nogi tidak memberi gebrakan baru, relatif biasa saja. Beda dengan tahun lalu dimana Gen 3 dalam masa emas, yang mana mungkin tidak lama lagi akan selesai juga.


If this was the future, it’s sad
Honestly speaking, this year are the weakest moment of Nogi. At least to me. Entah terjebak di zona nyaman -dan mereka melakukan yang terbaik dalam kondisi ini, kalau mau jujur- atau bagaimana, kedatangan Gen 4 ini seperti menambah stok amunisi.

Tidak ada kata terlalu cepat, kalau tidak mau dibilang terlambat. Tahun ini adalah tahun transisi mulai dilakukan, banyaknya yang graduate membuka peluang baru, hanya saja, apakah akan ada peluang itu? Itu pertanyaannya.

Tidak ada keraguan kalau Gen 4 akan membawa warna baru, hanya saja apakah warna itu cukup untuk membuatku, personally, menjadi sangat tertarik atau biasa saja. Dan saat ini, jujur saja, aku masuk fase rigor mortis karena terlalu banyak hal yang membuat otak ngidolku jadi kaku di akhir 2018 ini.




Sebelum-sebelumnya aku sudah pernah membahas tentang ngidol yang berlebihan. Sampai pada titik dimana fanatisme membuat banyak fans kehilangan nalar. Dan ini juga berpengaruh pada responku untuk Gen 4. Hal-hal seperti “masa lalu” dan tetek bengek lainnya…

Aku tidak ingin menulisnya lagi karena saat Keyaki, Gen 3, Hiragana datang pun sudah kutulis. Intinya adalah selain terlalu banyak hal bagus dari segi Nogi-nya, fandom yang berkembang jadi seperti ini sejak beberapa tahun lalu pun membuat rigor mortis.

Well, akhir kata, aku masih akan menunggu sampai bulan Januari datang sebelum memutuskan. Untuk sekarang ini, I’ll put myself aside for a while. Karena bagaimanapun, aku sudah jeblos terlalu jauh di Nogi and honestly speaking, the longest I’ve been into a fandom since SONE days. To just abandon them seems a bit unlikely for now.

All images and videos used is credited to it’s respective owners
logoblog

Thanks for reading A Recipe for Rigor Mortis : Nogizaka46 Notes

Previous
« Prev Post