Lewat Hukum Galileo, dia menyatakan “Semua benda bergerak dengan kecepatan sama meskipun dengan ukuran dan masa yang berbeda” ini bertentangan dengan Hukum Aristoteles, yang mana menjadi acuan di masa itu. Dan sayangnya, percobaan untuk membuktikan teori ini tidak bisa dibilang sangat sukses, untuk mempersingkat.
Teori Galileo ini menjadi panduan bagi Johannes Kepler dan Isaac Newton selanjutnya. Tapi tidak sampai pada tahun 1971, akhirnya Galileo bisa beristirahat dengan tenang. 400 juta km dari Bumi, lewat misi Apollo 15 yang kalah pamor dari Apollo 11, astronot membuktikan kebenaran Hukum Galileo. Lewat apa? Feather vs Hammer.
“How ’bout that?…. Mr. Galileo was correct” komentar David Scott, komandan misi Apollo 15. Tanpa gesekan dengan udara, benda-benda yang berbeda ukuran dan massa akan jatuh dengan kecepatan yang sama. Tidak ada tempat lain yang lebih tepat untuk menguji Hukum Galileo dibanding permukaan bulan.
Apollo 15 menjadi misi keempat pendaratan manusia di Bulan, atau tepatnya, ketiga yang berhasil karena Apollo 13 gagal mendarat. Misi ini juga menjadi penanda akan tantangan baru, diantaranya; durasi misi yang lebih lama, penggunaan Lunar Rover untuk pertama kali, dan 8 jam di luar Lunar Lander.
Total David Scott dan James Irwin menghabiskan 3 hari di permukaan Bulan, tepatnya di area Mons Hadley. Selama itu mereka mengumpulkan 77 kg batu Bulan, sesuai dengan tujuan utama misi ini; meneliti aktivitas geologi di permukaan Bulan.
Penemuan paling berharga dari Apollo 15 adalah Genesis Rock, batu berusia 4.5 Milyar tahun. Berasal dari waktu yang diperkirakan adalah pembentukan Bulan, dari waktu Theia bertabrakan dengan Bumi. Selain itu, mereka “menentukan” lokasi pendaratan Apollo 17 di Taurus-Littrow.
Tapi, apa legacy terbesar dari Apollo 15? Tentu saja, Feather vs Hammer. Dilakukan setelah Scott dan Irwin kembali ke Lunar Lander setelah moonwalk dan EVA (extravehicular activity, kegiatan diluar Lunar Lander) ketiga dan terakhir, Scott membuktikan kebenaran dari Hukum Galileo.
Apollo 15 yang akan merayakan 50 tahun keberhasilannya pada 2021, waktu dimana NASA -dan banyak space agencies lain- merencanakan untuk kembali ke Bulan, membuat sejarah sebagai Lunar Landing Mission paling lama, yaitu 12 hari 7 jam di luar angkasa, 3 hari di Bulan.
Di Moon Series ini, dimana aku membahas hal-hal menarik dari Apollo Mission, kali ini topik Feather vs Hammer menurutku cukup untuk mewakili pendapatku tentang situasi Keyakizaka saat ini. Well, overall the things are considerably chaotic right now, but I’ll only do one thing.
Feather vs Hammer, dalam hal ini adalah bagaimana kita bisa berbeda menyikapi tentang graduation. Ya, topik ini jadi cukup heboh belakangan ini, dan sebenarnya meskipun aku cukup bosan menyikapi hal ini. Bukan apa-apa, tapi hype-nya terkesan berlebihan.
Yep, berlebihan. Apalagi namanya kalau sampai “teori konspirasi” bertebaran dimana-mana. Ini dan itu yang malas kusebutkan satu-satu. Apalagi dua dari tiga nama yang grad di tahun ini terbilang “keras” dalam urusan alasan. Feather vs Hammer lagi.
Terjemahan untuk perpisahan mereka sudah banyak beredar. Dari sumber yang terpercaya.
Well, Yone termasuk feather, karena alasan grad-nya terbilang paling standar dan masuk akal. Tapi Zuumin dan Mona, it was hammering for some. Zuumin menjadi member pertama yang mengumumkan grad, tidak lama mendapat PB dan akhirnya resmi tidak menjadi member per 4 November.
Menghitung peran Zuumin selama ini, ada saja yang outrage saat tidak ada pengumuman tentang graduation live dan semacamnya. Masuk akal, tapi ya sudahlah ya. Sudah untung dia dapat PB, atau kalian lebih memilih live? Are you kidding me?
Nah, Mona jadi yang paling berat bagi fans. Hiatus sejak Q2 2018, kurang lebih 8 bulan dibuat harap-harap cemas apalagi setelah insiden yang tertangkap kamera. Tidak ada kejelasan kecuali karena alasan kesehatan, yang sekarang mungkin jadi olok-olok fans.
Setelah diharapkan kembali terutama karena dia ikut dalam proses PB pertama Keyaki, tidak lama malah mengumumkan grad, menjadi member ketiga dari Kanji yang grad tahun ini. Lebih menohok lagi, effective immediately. Terhitung 16 November, dia bukan lagi member. Itu yang kutangkap dari kata-kata “graduate as-is”
Bagiku, Bonds of 21 sudah usang untuk dipuja-puji. Bahkan sejak 2018 belum dimulai.
Sejujurnya, semua graduation di Keyaki tahun ini sama sekali tidak ada heboh-hebohnya menurutku, standar saja. Cuma karena ini “mass” graduation pertama, efeknya jadi lebih kentara. Itu saja. Kehilangan Zuumin dan Mona, juga Yone akan merubah warna Keyaki, yang mana…..itu yang selalu fans gembar-gemborkan.
Dan kesempatan itu sekarang datang, malah mengutuk manajemen dan bertingkah bodoh? Gimme a break. Belum lagi respon yang berbeda antara Zuumin/Mona dan Yone. Duh. Sama-sama grad, kok mengecilkan peran yang lain. Feather vs Hammer untuk urusan popularitas, mungkin, tapi responnya jangan terlalu beda juga.
Anyway, bagiku Feather vs Hammer untuk urusan graduation di Keyaki ini sama saja. Sama seperti Hukum Galileo, tanpa gesekan udara, baik bulu maupun palu akan jatuh dengan kecepatan sama. Member populer atau tidak yang grad, sama-sama akan merubah warna grup, hanya gesekan antar fans yang membuatnya berbeda.
Dan satu hal lagi, mass graduation ini, jelas akan menjadi titik balik, atau setidaknya momen dimana perubahan dan progress akan terjadi.
Oh, dan saat artikel ini naik, berita barunya adalah Kawago-P juga graduate dari Nogizaka. Well, pendapat singkatku saja tentang ini; It’s a wise choice. She didn’t see the light anymore, at all. The only good things happens was her modelling, but that also ended just weeks ago. So, it’s already bench-clearing.
Dan di pagi harinya, berita tentang kemunculan perdana Nogi Gen 4 sudah muncul. Yang mana ini sedikit mementahkan teori yang kutulis sebelumnya. Tapi karena member baru Keyaki belum muncul, masih sedikit ada harapan.
All images and videos used is credited to it’s respective owners